Jumat, 10 Juli 2009

perempuan perkasa

Malam 15 Rajab 1430 H / Malam Pemilu Presiden Indonesia

Malam Rabu / Selasa malam tanggal 7 bulan 7 / Juli 2009

Peringatan Syahadahnya Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib

Oleh Ustadz Sayid Abdullah Al Habsy asal Cirebon

Zainab adalah saudara dari Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, yang menjadi singa panggung ( Aqilatul Muslimin ) dalam mengawal keturunan Rasulullah yang diarak berjalan kaki dari Karbala tempat syahidnya Al Husain menuju istana Yazid, dan sebagai penjelas dan penerang bagi rakyat / ummat yang ingin tahu siapa yang diarak dan mengapa sampai diarak ? Karena masih begitu banyak ummat Islam yang belum tahu dan bahkan isu para pengikut Bani Umayah saat itu mengatakan bahwa yang diarak adalah orang kafir yang menentang Islam.



Ustadz Abdullah Al Habsy asal Cirebon didampingi ketua Yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin Habib Abdullah al Habsy


Disitulah peran Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib sangat menentukan demi syiar Islam yang baru saja dipolitisir sehingga arak-arakan keluarga Rasullah dan kepala-kepala yang di pasak tombak ( ada kepala Al Husain cucunda Nabi Muhammad , ada kepala ‘Aun dan Muhammad putra Abdullah bin Ja’far suami Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib dan lainnya ) tersebut membuat mata ummat Islam saat itu terbelalak bahwa siapa sebenarnya Yazid bin Muawiyah dan pengikutnya akhirnya terbongkar berkat suara lantang dan tegas dari Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib.

Sebenarnya ketika anak Nabi Muhammad yaitu Fatimah Azzahra telah melahirkan Zainab, ‘Ali bin Abi Thalib ditanya oleh Fatimah akan diberi nama siapa putri yang baru lahir tersebut, tapi ‘Ali mengatakan bahwa beliau tidak akan mendahului memberi nama sebelum Rasulullah Muhammad sendiri yang akan memberi nama ( kebetulan saat itu Rasulullah sedang berada diluar kota ), sehingga ketika datang Rasulullah barulah diberi nama oleh Rasul yaitu Zainab, dimana menurut oleh ahli Tafsir Zainab itu berasal dari 2 kata yaitu Zainun yang berarti Hiasan dan Abun yang berarti Ayah ( dimana kita tahu bersama kalau Fatimah anak nabi pun mempunyai gelar Ummu Abiha = Ibu Ayahnya ).

Kemudian Rasul pun berkata “ Cintailah anak ini karena sifat dan wajah serta perjalanan hidup anak ini mirip dengan Sayyidah Khadijah Al Kubra ( istri Rasul yang pertama ) ”.

Perjalanan hidup Zainab penuh duka dimana beliau menyaksikan Ibundanya Fatimah meninggal, kemudian syahidnya ayahnya ‘Ali, diracunnya saudaranya al Hasan, dan terakhir terbunuh nya al Husain di Karbala beserta para pengikutnya yang setia.

Dan Rasulullah menambahkan Agama ini ( Islam ) tidak akan berdiri apabila tidak ada pedangnya ‘Ali bin Abi Thalib dan hartanya Sayyidah Khadijah Al Kubra.

Terakhir ucapan sayidah Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib dari ucapan Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib :

Seseorang tidak akan tertanam Iman dalam hatinya, kecuali telah :

  1. Memperdalam pengetahuan tentang Islam ( Agamanya )
  2. Memiliki kesabaran dalam hidupnya
  3. Mau tawakkal pada Allah

Dimana yang membangun Iman harus mempunyai Ilmu dan mengamalkannya.

Minggu, 28 Juni 2009

Hans Küng tentang Kenabian Muhammad


Berabad-abad sudah pihak Yahudi dan Kristen memandang sebelah mata terhadap Nabi Muhammad dan agama yang dibawanya. Bukan hanya itu, Muhammad juga jadi bulan-bulanan dengan berbagai cacian dan kalimat jorok yang menyakitkan. Berbeda dari mereka, umat Islam menempatkan Nabi Musa dan Nabi Isa pada posisi mulia, sejajar dengan posisi nabi akhir zaman itu. Bahkan dalam Konsili Vatikan II, yang berupaya menghormati umat Islam, tidak ada satu kata pun yang menyebut nama Muhammad.
Hans Kung






Dalam kaitan inilah kita melihat keberanian Hans Küng untuk menyimpang secara radikal dari pandangan umumnya teolog Katolik dan Kristen. Di mata mantan pastor Katolik asal Swiss ini, Muhammad adalah seorang nabi. Sejak 1979, Küng dikucilkan dari lingkaran Vatikan dengan pencabutan lisensi mengajar (missio canonica)-nya sebagai teolog Katolik. Sebabnya cukup mendasar: Küng mempertanyakan posisi ma'sum (keadaan tak dapat salah) paus dan perlunya reformasi Gereja Katolik.

Seakan-akan tidak menghiraukan segala larangan itu, Küng terus saja berkarya sampai usianya semakin lanjut (sekarang 81) sebagai profesor teologi ekumenikal di Universitas Tübingen (Jerman) dan Presiden Yayasan Etika Global. Karya tulisnya cukup banyak, umumnya dalam ranah teologi Katolik dan filsafat.

Telah terbit pula karyanya tentang Islam dengan judul Islam: Past, Present & Future (Oneworld, Oxford, 2007, 800 halaman). Buku setebal ini patut dihargai, sekalipun ditulis oleh seorang yang bukan Islamisis dan tidak mengerti bahasa Arab. Pengetahuannya tentang warisan klasik karya-karya Islam memang sangat terbatas. Sekalipun ramuan analisisnya berdasarkan sumber-sumber kedua, potret yang ditampilkannya tentang Islam, asal-usul, dan mengapa umat Islam dalam posisi seperti sekarang ini cukup komprehensif. Tujuan utama karya ini adalah agar pengikut agama-agama Musa, Isa, dan Muhammad sama-sama bersedia membuka diri dalam dialog positif, konstruktif, dan terbuka.

Bagi saya sebagai seorang muslim, tawaran dialog Küng itu sudah menjadi bagian dari riwayat hidup, dan saya tidak menemukan kesulitan apa-apa dengan acuan: ''Bersaudara dalam perbedaan, dan berbeda dalam persaudaraan.'' Adapun tentang masalah-masalah mendasar teologis, antara Islam dan Kristen terutama, memang sulit bertemu. Karena itu, kita serahkan kepada Allah untuk menyelesaikannya nanti di akhirat. Yang penting, di dunia para pemeluk agama-agama ini jangan terus berkelahi, saling menuding, dan bermusuhan. Untuk apa kita membuang energi spiritual dan intelektual bagi sesuatu yang tidak mungkin menemukan solusi yang tuntas di dunia ini. Cukuplah sudah darah ditumpahkan pada masa lalu saja.

Perbuatan bodoh itu jangan diulang untuk masa kini dan masa yang akan datang. Energi religiusitas harus kita kerahkan untuk menyelamatkan dunia modern dari harakiri peradaban, siapa pun yang melakukan!

Dalam membandingkan posisi Muhammad antara Mekkah dan Madinah, Küng menulis: ''Sebagai mantan orang luar, sekarang ia secara tiba-tiba menjadi bertanggung jawab, pemimpin komunitas, dan dulunya dari golongan minoritas yang hampir tidak ditoleransi di Mekkah, sekarang menjadi mayoritas yang berkuasa.'' Komentar lain tentang karya ini, kita baca: ''Di sebuah dunia di mana pemahaman kita tentang politik global memerlukan sebuah pengetahuan tentang Islam, studi tangkas, menyakinkan, dan komprehensif ini adalah sebuah tempat yang sempurna untuk menjadi titik awal.''

Mengenai kenabian Muhammad, menurut Küng, butir-butir berikut ini harus diakui:

- Orang Arab pada abad ke-7 dengan baik mendengarkan dan mengikuti suara Muhammad.

- Dalam perbandingan dengan politeisme yang sangat bercorak duniawi agama-agama kuno Arabia sebelum Muhammad, agama rakyat telah terangkat pada suatu tingkat yang sepenuhnya baru, dalam format monoteisme yang murni.

- Umat Islam pertama menerima dari Muhammad --atau, lebih baik, dari Al-Quran-- inspirasi tanpa batas, keberanian, dan kekuatan bagi titik tolak sebuah agama baru: sebuah titik tolak menuju kebenaran yang lebih besar dan pemahaman yang lebih dalam, menuju sebuah terobosan dalam menguatkan (merevitalisasi) dan membarui tradisi agama.

Pada hakikatnya, Muhammad, dulu dan kini, di dunia Arab, dan bagi banyak yang lain, adalah seorang pembaru agama, pemberi hukum, dan pemimpin; ia adalah nabi dengan sendirinya (the prophet per se). Akhirnya kesimpulan Küng tentang Muhammad dalam tulisannya yang lebih awal pada 1992 adalah sebagai berikut:

"Saya pikir, bagi penduduk Arabia, kenabian Muhammad telah mendorong kemajuan yang dahsyat. Apa pun yang kita lakukan sebagai orang Kristen terhadap fakta ini, kita mesti menegaskan bahwa ia telah bertindak sebagai seorang nabi dan memang ia seorang nabi. Saya tidak melihat bagaimana kita dapat menghindari kesimpulan bahwa dalam cara mereka mencari keselamatan, umat Islam mengikuti seorang nabi penentu bagi mereka."

Ahmad Syafii Maarif
Guru Besar Sejarah, Pendiri Maarif Institute

Jumat, 01 Mei 2009

Hadith Hadith Pendeskreditan Rasulillah Saww


Berikut adalah beberapa Bagian Hadits yang mendeskreditkan Baginda Suci Saww yang dimuat oleh Kitab Bukhari

Rasulullah Cemas Akan Turunnya Wahyu

Shahih Bukhari Hadits No. 3

Dari ‘Aisyah, katanya: “Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah SAW, ialah berupa mimpi-baik waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira. Di situ beliau beribadat beberapa malam, tidak pulang ke rumah istrinya. Untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Hingga pada suatu ketika datang kepada beliau Al Haq (kebenaran atau wahyu), sewaktu beliau masih di Gua Hira. Malaikat Jibril datang kepadanya dan memeluk beliau sambil berkata, “Bacalah!” Sampai beliau dapat “membaca”, “Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insaana min ‘alaq. Iqra’ wa rabbukal akram.

Setelah itu Nabi pulang ke rumah Khadijah, lalu beliau berkata,”Selimuti aku! Selimuti aku!” Lantas diselimuti oleh Khadijah hingga hilang rasa takutnya. Kata Nabi SAW kepada Khadijah (setelah dikabarkannya semua kejadian yang baru dialaminya itu), ”Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa).”

Kata Khadijah, “Jangan takut, Demi Allah, Tuhan sekali-kali tidak akan membinasakan Anda. Anda selalu menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.”

Setelah itu Khadijah (bersama Nabi SAWW) pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, yaitu anak paman Khadijah yang telah memeluk agama Nasrani pada masa jahiliyah itu. Usianya sudah lanjut dan matanya buta. Lalu Rasulullah menceritakan semua peristiwa yang dialaminya kepada Waraqah.

Berkata Waraqah, “Inilah Namus (malaikat) yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Semoga saya masih hidup ketika itu, yaitu ketika Anda diusir oleh kaum Anda.” Maka bertanya Rasulullah, “Apakah mereka akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, betul! Belum pernah seorang jua pun yang diberi wahyu seperti Anda yang tidak dimusuhi orang. Apabila saya masih mendapati hari itu, niscaya saya akan menolong Anda sekuat-kuatnya.” Tidak berapa lama kemudian, Waraqah meninggal dunia dan wahyu pun terputus sementara waktu.

Kajian:

Hadits ini jika diamati sekilas tidak mengandung keraguan. Tetapi marilah kita pahami baik-baik bahwa pada saat turunnya wahyu pertama kali tersebut,Nabi Muhammad Saww telah diangkat menjadi Rasul sehingga dapat kita ambil beberapa hal:

• Ketika peristiwa turunnya wahyu itu, Aisyah belum dilahirkan. Dalam riwayat ini. Ia seakan-akan melihat dan mendengar sendiri. Ia melihat nabi pergi ke gua, pulang kepada Khadijah, mendengar percakapan khadijah dan Waraqah bin naufal. Kita boleh saja mengatakan bahwa Aisyah mendengarnya dari Rasulullah Saww; tetapi dalam ilmu Hadist, ia harus mengatakan : Aku mendengar Rasulullah Saww bersabda… dan seterusnya. Dengan begitu, kita harus menolak hadist ini sebagaimana kita menolak hadis yang mencerikan bahwa Abu hurairah berjumpa dengan Ruqayyah, istri Utsman, padahal Ruqayyah meninggal dunia ketika Abu Hurairah masih kafir dan tinggal di negeri Daws.

• Dalam peristiwa ini digambarkan kedatangan wahyu yang sangat berat. Malaikat jibril memuluk Nabi dengan keras, sampai kepayahan dan ketakutan. Nabi Saww dipaksa untuk membaca, padahal ia tidak bisa membaca. Tidak pernah wahyu datang dengan cara yang “menggerikan” seperti ketika ia datang kepada Nabi Saww. Padahal ia adalah kekasih Rabbil Alamin; yang tanpa dia tidak akan diciptakan seluruh alam semesta. Dampaknya kepada Nabi Saw juga sangat menyedihkan. Ia pulang ke rumah dengan diliputi ketakutan, kebingungan, dan kesedihan.

Bukankah ini sangat bertentangan dengan ayat Al-Quran yang disebutkan (QS.An-nisa:125) bahwa bila orang yang mendapat petunjuk, ia akan mengalami kelapangan dada, kelegaan hati, ketentraman jiwa. Jadi karena data rasulullah Saw, setelah menerima wahyu, sempit dan sesak, maka ia sedang dikehendaki untuk disesatkan, dan bukan diberi petunjuk.

• Rasulullah saw tidak paham dengan pengalaman ruhani yang ia alami, karena itu kemudian ia dibawa menemui Waraqah bin Naufal dan ternyata seorang nasrani yang lebih tahu tentang kenabiannya, ketimbang rasulullah sendiri. Waraqahlah yang meyakinkan Nabi bahwa ia itu utusan Allah, bahwa yang dating itu malaikat Jibril. Ia sendiri tidak yakin bahwa dirinya adalah Rasulullah. Kita tidak paham bagaimanan nabi yang mulia tidak menyadari kenabiannya, sedangkan orang lain – seperti Adas dan Waraqah- mengetahuinya. Bukankah Bahira pernah mengingatkan Abu thalib bahwa Muhammad itu adalah nabi Akhir zaman?, bukankah menurut banyak hadist, sebelum diangkat manjadi Nabi, kepadanya pepohonan dan bebatuan mengucapkan salam?

• Dilukiskan pula bahwa Ibunda Khadijah menasihati Rasulullah bahwa Allah tidak akan membinasakan Rasulullah. Hal ini menunjukkan seolah-olah Rasulullah kurang ilmu akan perjalanan spiritualnya ini sehingga beliau minta nasihat kepada Ibunda Khadijah.



Rujukan dari beberapa ayat Al-Qur’an:

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab: 40).

Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah jadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q.S. Al An’aam: 125).



“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Dan barangsiapa yang dikendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak laggi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman” (QS.An-Nisa:125)

Dari kedua ayat ini, jelaslah bahwa dada Rasulullah sangat lapang dalam menerima wahyu, apalagi beliau adalah Rasulullah, sehingga tidak akan mungkin ditimpa kecemasan dan ketakutan. Dan beliau juga sangat mengetahui pengalaman spiritualnya ini karena beliau adalah Rasulullah, sehingga tidak akan mungkin ada orang lain yang lebih mengetahui dari beliau.

Rindu Kami Padamu Ya Rasulillah Saww (3)




Inilah malam Mahallul Qiyam..
Malam yang keagungannya membuka semua gerbang langit dan bumi..
Hingga penjuru ufuk barat, timur, utara dan selatan..
Istana kaca persi.. hingga istana emas romawi berguncang hebat..
Kabah pun menyatakan kegembiraannya dengan berguncang melebihi 3 kali..

Inilah malam yang sangat dinantikan alam..

ALLAH AWJ berfirman kepada Malaykat Jibril al Amin :

" Wahai Jibril... Serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, Rasul dan para Wali agar berbaris rapi menyambut kehadiran KekasihKu Al Musthofa Saww. Wahai Jibril.. Bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat al Qurab dan al Wishal kepada kekasihKu yang memiliki maqom luhur disisiKu. Wahai Jibril.. perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Wahai Jibril.. perintahkanlah kepada Ridwan agar membuka seluruh pintu surga.. Wahai Jibril pakailah olehmu Haullah ar Ridwan (Pakaian agung yang meliputi kegaungan ALLAH AWJ) demi menyambut kekasihKu Muhammad Saww. Hai Jibril... turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat Muqarrabin, Karubbiyyin, Para Malaykat yang selalu mengelilingi Arshy Ku demi menyambut kedatangan kekasihKu Saww. Wahai Jibril.. kumandangkanlah seruan kepenjuru langit hingga lapis ke tuju dan ke segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakanlah kepada seluruh mahlukKu bawa sesungguhnya Sekarang adalah saatnya kedatangan Nabi Akhir Zaman, Muhammad al Musthofa Saww.."

Perintah ALLAH AWJ ini segera di laksanakan Malaykat Mulia al Amin hingga di semesta terliputi pedaran cahaya Agung kemilauan dari sayap sayap mereka..

Persaksian tidak kalah hebat dialami Ummu Agung Sayyidah Aminah binti Wahab As yang dengan izin ALLAH AWJ beliau diperkenankan melihat seluruh penjuru bumi, dari mulai syria hingga palestina..

Ulama Sunni dalam kitab Maulid Ad diba'iy, Syaikh Abdurahman addiba'iy hal 192-193 meredaksikan :

"Sesungguhnya saat malam kelahiran Nabi Suci Muhammad Saww, Arshy seketika bergetar hebat nan luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, Kursy ALLAH bertambah kewibawaan dan keagungannya dan seluruh langit dipenuhi cahaya bersinar terang dan para malaykat seluruhnya bergemuruh mengucapkan pujian kepada ALLAH AWJ"

Fenomena alam memberikan kesaksian yang tiada terungkapkan lagi, saat malam Kelahiran Nabi Suci Saww.. Seketika semua sinagog dan rumah Ibadah non Muslim berguncang hebat, dan Istana romawi pun seketika di landa gempa dahsyat hingga tanda tanda ke runtuhan mereka telah tampak..

Semua riwayat ini muktabar diambil dari kumpulan kitab kitab saudara kami Ahlusunnah wal jamaah yang dengan tinta dan darah mereka telah mewariskan kepada seluruh pecinta Nabi akan keagungan detik detik kelahiran Nabi Suci Al Musthofa Saww...

Sumber : Baihaqi, Ibnu Hajar al Haitami, Sirah Nabawiyah Syaikh Ahmad Daini Zahlan, dll

Salam atas mu wahai Nabi Agung..
Salam atas Engkau wahai Kerinduan perjumpaan...
Salam atas Engkau wahai Nabi Rahmah..

Assalammualayka ya Rasulullah Saww wa rohmatullahi wa barrokatu.

Rabu, 29 April 2009

Benarkah Rasulullah saw tidak Punya Harta yang Harus Diwariskan?

Benarkah Rasulullah saw tidak Punya Harta yang Harus Diwariskan?

Dengan kesederhanaan Rasulullah saw dalam kehidupan materi, pikiran
sebagian kita akan bertanya:
1. Benarkah Rasulullah saw tidak memiliki harta pribadi?
2. Jika Rasulullah saw memiliki harta, apakah harta Rasulullah saw
adalah milik pemerintahan Islam yang merupakan milik umat Islam, atau
milik pribadi? Atau semua harta Rasulullah saw adalah milik umat
Islam. Atau sebaliknya, semua harta kekayaan negara saat itu adalah
milik Rasulullah saw?
3. Jika Rasulullah saw memiliki harta pribadi, apakah itu hak ahli
warisnya? Atau harus dikembalikan pada pemerintahan berikutnya pasca
Rasulullah saw wafat yakni menjadi milik umat Islam?
4. Bagaimana dengan harta yang ada pada isteri2 Rasulullah saw, Siti
Aisyah, Hafshah, Ummu Salamah, dan lainnya, termasuk rumah yang mereka
tempati atau harta yang lain yang ada di tangan mereka? Apakah itu
harta peninggalan dari Rasulullah saw atau milik Negara yang harus
dikembalikan pada negara? Atau harta2 itu menjadi milik mereka sebagai
harta warisan dari Rasulullah saw?
5. Benarkah Rasulullah saw tidak memiliki sebidang tanah yang harus
diwariskan kepada keluarga dan ahli warisnya? Atau semuanya harus
dikembalikan pada negara?
6. Samakah status hukumnya harta rampasan perang dengan harta hadiah
tanpa perang, misalnya hadiah dari suatu perdamaian misalnya tanah
Fadak? Benarkah semua harta itu harus dikembalikan pada negara?
Tidakkah Rasulullah saw memiliki hak yang harus diwariskan kepada
keluarga dan ahli warisnya?
7. Jika semua harta Rasulullah saw harus dikembalikan pada negara,
bagaimana dengan harta yang ada di tangan isteri2 Rasulullah saw,
apakah itu semuanya harus dikembalikan pada negara? Dan sudahkan semua
itu dikembalikan pada negara? Atau semua harta itu bukan milik
Rasulullah saw, tetapi milik isterinya pembawaan dari orang tuanya?
Benarkah demikian?

Selasa, 24 Maret 2009

Maksum

Mutiara Nahj al Balaghah


مُتَعَلِّمٌ عَلَى سَبِيلِ نَجَاةٍ
Muta 'allim 'Ala Sabili Al-Najat

"A learner of the path of deliverance"
{ Selalu belajar & berusaha di jalan keselamatan }

Habibullah Al Musthofa SAWW:

Pada Hari kiamat tidak akan bergeser Tapak kaki anak Adam hingga ditanyai 4 perkara : # Tentang Umurnya Untuk apa ia habiskan. # Tentang Masa Mudanya dengan apa ia lalai. # Tentang Hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia infaqkan. # Tentang kecintaannya kepada kami (Ahlulbayt AS)


Imam Husein bin Ali As:
Janganlah kamu meminta suatu keperluan kecuali kepada 3 Orang : # Orang yang memiiki ketaatan kepada Agama. # Orang yang memiliki rasa kemanusiaan (Harga Diri). # Orang yang memiliki kedudukan Mulia