Jumat, 10 Juli 2009

perempuan perkasa

Malam 15 Rajab 1430 H / Malam Pemilu Presiden Indonesia

Malam Rabu / Selasa malam tanggal 7 bulan 7 / Juli 2009

Peringatan Syahadahnya Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib

Oleh Ustadz Sayid Abdullah Al Habsy asal Cirebon

Zainab adalah saudara dari Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, yang menjadi singa panggung ( Aqilatul Muslimin ) dalam mengawal keturunan Rasulullah yang diarak berjalan kaki dari Karbala tempat syahidnya Al Husain menuju istana Yazid, dan sebagai penjelas dan penerang bagi rakyat / ummat yang ingin tahu siapa yang diarak dan mengapa sampai diarak ? Karena masih begitu banyak ummat Islam yang belum tahu dan bahkan isu para pengikut Bani Umayah saat itu mengatakan bahwa yang diarak adalah orang kafir yang menentang Islam.



Ustadz Abdullah Al Habsy asal Cirebon didampingi ketua Yayasan Amanah Syahadah Banjarmasin Habib Abdullah al Habsy


Disitulah peran Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib sangat menentukan demi syiar Islam yang baru saja dipolitisir sehingga arak-arakan keluarga Rasullah dan kepala-kepala yang di pasak tombak ( ada kepala Al Husain cucunda Nabi Muhammad , ada kepala ‘Aun dan Muhammad putra Abdullah bin Ja’far suami Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib dan lainnya ) tersebut membuat mata ummat Islam saat itu terbelalak bahwa siapa sebenarnya Yazid bin Muawiyah dan pengikutnya akhirnya terbongkar berkat suara lantang dan tegas dari Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib.

Sebenarnya ketika anak Nabi Muhammad yaitu Fatimah Azzahra telah melahirkan Zainab, ‘Ali bin Abi Thalib ditanya oleh Fatimah akan diberi nama siapa putri yang baru lahir tersebut, tapi ‘Ali mengatakan bahwa beliau tidak akan mendahului memberi nama sebelum Rasulullah Muhammad sendiri yang akan memberi nama ( kebetulan saat itu Rasulullah sedang berada diluar kota ), sehingga ketika datang Rasulullah barulah diberi nama oleh Rasul yaitu Zainab, dimana menurut oleh ahli Tafsir Zainab itu berasal dari 2 kata yaitu Zainun yang berarti Hiasan dan Abun yang berarti Ayah ( dimana kita tahu bersama kalau Fatimah anak nabi pun mempunyai gelar Ummu Abiha = Ibu Ayahnya ).

Kemudian Rasul pun berkata “ Cintailah anak ini karena sifat dan wajah serta perjalanan hidup anak ini mirip dengan Sayyidah Khadijah Al Kubra ( istri Rasul yang pertama ) ”.

Perjalanan hidup Zainab penuh duka dimana beliau menyaksikan Ibundanya Fatimah meninggal, kemudian syahidnya ayahnya ‘Ali, diracunnya saudaranya al Hasan, dan terakhir terbunuh nya al Husain di Karbala beserta para pengikutnya yang setia.

Dan Rasulullah menambahkan Agama ini ( Islam ) tidak akan berdiri apabila tidak ada pedangnya ‘Ali bin Abi Thalib dan hartanya Sayyidah Khadijah Al Kubra.

Terakhir ucapan sayidah Zainab binti ‘Ali bin Abi Thalib dari ucapan Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib :

Seseorang tidak akan tertanam Iman dalam hatinya, kecuali telah :

  1. Memperdalam pengetahuan tentang Islam ( Agamanya )
  2. Memiliki kesabaran dalam hidupnya
  3. Mau tawakkal pada Allah

Dimana yang membangun Iman harus mempunyai Ilmu dan mengamalkannya.

2 komentar:

  1. Issu kedatangan Imam Mahdi itu sebenarnya wujud harapan pengikut Nabi Ibrahim As. setelah beliau berdoa sbb.: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. 2:129).

    Oleh katurunan beliau ini selanjutnya, ditunggu-tunggulah kedatangannya sampai datang nabi terakhir dari dinasti Bani Israel yakni Nabi Isa As bin Maryam. Namun sayang, dalam Injil masih disebut issu Imam Mahdi, Mesiah, Satrio Piningit dsb. berarti masih akan datang lagi Imam Mahdi yang pamungkas, yang sesungguhnya.

    Maka akhirnya, lahirlah Nabi kita Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan sekaligus penutup para nabi (QS. 33:40) dengan membawa Al Quran yang didalamnya memuat pernyataan atau ikrar Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW dianugerahi agama ISLAM (QS. 5:3). Nama Islam tidak pernah termuat dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran.

    Dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sekaligus juga terjawablah issu tentang akan datang lagi Nabi Isa bin Maryam dan issu Imam Mahdi. Nabi Isa As. tidak akan datang lagi karena sudah tegas dinyatakan dalam Al Qiran (S. 2:134 dan 141). Begitu juga Imam Mahdi tidak akan lahir lagi karena penutup para nabi hanyalah Nabi kita Muhammad SAW.

    Tinggal bagaimana para khalifah-khalifah (ya raja, presiden, gubernur, pangeran, sultan, bupati atau walikota) kini dan yang akan datang ‘mampu’ membumikan Islam dan Al Quran dalam kehidupan nyata di dunia ini, ya masalah sosial budaya terutama masalah kekuasaan dan pemerintahannya.

    BalasHapus
  2. APAKAH ADA KETURUNAN AHLUL BAIT?

    Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.

    1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.

    2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.

    3. QS. 33:33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".

    Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.

    Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau.

    Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari:

    1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg 'nabi' dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.

    2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau 'anak tunggal' dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.

    3. Isteri-isteri beliau.

    4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan 'nasab'-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.

    Bagaimana tentang pewaris tahta 'ahlul bait' dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam.

    Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.

    Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, karena kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.

    Dengan demikian sistim nasab yang diterapkan itu tidan sistim nasab berzigzag, setelah nasab perempuan lalu lari atau kembali lagi ke nasab laki-laki, ya seharusnya diambil dari nasab perempuan seterusnya.

    Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta 'ahlul bait'.

    Kesimpulan dari tulisan di atas, maka pewaris tahta 'ahlul bait' yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya Saidina Hasan dan Husein bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT.

    BalasHapus